Entertainment
Kamis, 15 Agustus 2013 - 06:55 WIB

KOMUNITAS MUSISI : Gladag Bersatoe Gerah dengan Pengkotakan Genre Musik di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - glada

Gladag Bersatoe

Berangkat dari keprihatinan terkotak-kotaknya genre musik di Soloraya, sejumlah musisi dan penggemar musik nonmaintream tergerak meruntuhkan sekat batas antar-genre musik. Bersama, mereka mulai merangkul anggotanya lewat komunitas Gladag Bersatoe.

Advertisement

Komunitas yang kali pertama berdiri 24 Maret 2012 lalu ini mulai mengumpulkan musisi indie dan penggemarnya mulai dari genre metal, death metal, black metal, punk hingga hardcore.

Menginjak tahun kedua, komunitas yang awalnya hanya sekadar menjadi ajang berbagi cerita ini mulai berani mengadakan pentas musik komunitas. Konser Manunggaling Sukma yang digelar di Aula AUB Solo, 7 April lalu, menjadi tonggak bersatunya sejumlah skema musik indie di Soloraya yang selama ini muskil tampil bareng.

Tak kurang 27 band indie dari Soloraya seperti Sisi Selatan (Solo), Sekartelon (Bekonang), Death Colony (Solo), Blessing of Blood (Karanganyar), Anti Rezim (Solo) dan lain-lain bersatu menunjukkan dukungannya satu sama lain. Penampilan mereka kala itu berhasil mematahkan mitos konser bareng sejumlah aliran musik yang sering dianggap rawan kisruh.

Advertisement

Ketua Korwil Pusat Gladag Bersatoe, Aji Crispy, mengutarakan untuk menjaga kekompakan dan melebarkan sayap, komunitas ini rutin mengadakan pertemuan di Kawasan Koridor Jenderal Sudirman tiap Sabtu malam. Komunitas ini juga secara reguler mengadakan evaluasi setiap bulan.

“Kami rutin kumpul di kawasan depan Bank Indonesia setiap Sabtu malam. Di sana kami enggak hanya membahas perkembangan musik indie masing-masing, tapi juga mulai menggagas ide menggarap event bersama,” terangnya ketika berbincang dengan Espos, Rabu (14/8/2013).

Aji mengutaran wadah bagi pegiat dan penyuka musik nonmaintream ini ingin membangun solidaritas antarmusisi dan penggemar musik indie di Soloraya. “Kami iri dengan iklim bermusik Bandung yang solid, dinamis dan saling membangun. Lewat ajang ini, kami berharap bisa lebih kompak dan meningkatkan kualitas bermusik antar-band,” katanya.

Advertisement

Selain merangkul sejumlah band indie yang sudah memiliki nama di Soloraya, Aji mengungkapkan Gladag Bersatoe juga terus menjaring band indie yang baru lahir. “Kami berusaha mengajak anak-anak band indie baru biar mereka bisa main leboh pede. Cita-cita kami sejak awal memang ingin menaikkan pamor band lokal Soloraya,” jelasnya.

Untuk memperkuat komunitas ini, Aji mengatakan saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan komunitas musik bawah tanah asal sejumlah kota di Indonesia. “Kami sudah kerja sama dengan dengan komunitas underground dari Wates, Bandung, Jakarta, Nganjuk, Kudus hingga Kediri. Harapannya setiap ada event kami bisa saling support,” pungkasnya.

Setelah sukses mengelar pentas musik beragam aliran bawah tanah, Gladag Bersatoe rencananya September mendatang bakal menggelar gigs black metal bertajuk Patriot Gladag di AUB Solo. Selepas itu, giliran skema musik punk, death metal dan lainnya yang unjuk gigi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif