Soloraya
Senin, 17 Juni 2013 - 09:53 WIB

ICA Solo Bidik Kuliner Khas PKL

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Salah satu kuliner khas Solo, tengkleng. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Produk khas kuliner milik pedagang kaki lima (PKL) di Kota Solo akal dipromosikan oleh Indonesian Chef Association (ICA) ke tingkat nasional dan internasional. ICA Solo membidik kuliner dalam segi pengolahan, pengemasan dan pemasaran.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Ketua ICA Solo, Hendro Purwanto kepada wartawan di Resto Boga Jl Slamet Riyadi, Minggu (16/6/2013). Menurut Hendro, cita rasa kuliner Solo telah memiliki penggemar di penjuru nusantara. Namun, hal itu belum diimbangi dengan proses pengolahan, pengemasan/ penyajian maupun pemasaran yang memadai.

“Saat ini kuliner PKL di Solo masih disajikan secara konvensional sehingga perlu sentuhan profesional agar layak disajikan kepada wisatawan lokal maupun asing. Tujuannya adalah makan di kaki lima dengan kualitas dan pelayanan bintang lima,” terangnya.

Menurut Executive Chef dari The Sunan Hotel itu, kuliner khas Solo menjadi the best Indonesia real traditional, seperti Bebek Goreng Haji Slamet, Timlo Solo, Serabi Notosuman dan Tengkleng Solo. Menurutnya, untuk memperkenalkan kuliner khas tersebut perlu langkah ekstra agar mengungguli makanan siap saji yang saat ini menjadi santapan favorit kawula muda. Dengan melihat potensi tersebut, ICA Solo membidik dengan memberikan pendampingan kepada pengusaha kuliner dan PKL di Kota Bengawan.

Advertisement

Pengemasan

Sementara Penasehat ICA Solo, Ahmad Supardi, mengatakan saat ini kuliner Solo masih memiliki kelemahan dalam hal pengemasan. Menurutnya, makanan Solo tidak bisa disajikan untuk dibawa pulang dalam jangka lama. Padalah minat wisatawan mancanegara sangat potensial untuk menjadikan kuliner Solo sebagai oleh-oleh.

“Misalnya wisatawan mau bawa pulang tengkleng atau gudeg pasti menimbulkan bau di dalam pesawat. Hal itu menyulitkan masyarakat Solo untuk mengangkat produk menjadi bertaraf internasional,” jelasnya.

Advertisement

Selain membidik pengemasan, pihaknya juga akan memberikan pelatihan untuk pendampingan dalam hal higiene sanitacy kepada pengusaha kuliner dan PKL. Pihaknya juga bakal menggelar fertival makanan khas Solo untuk mendongkrak motivasi dan minat masyarakat terhadap makanan lokal.

Ahmad manambahkan hingga kini ICA telah memiliki cabang di 23 provinsi seluruh Indonesia dan memiliki duta chef di luar negeri, seperti New Zaeland, Dubai, Amerika Serikat dan Australia. Menurutnya, potensi warga lokal untuk menjadi chef sangat besar mengingat beberapa warga Indonesia menjadi chef di luar negeri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif