Jogja
Sabtu, 25 Februari 2012 - 11:46 WIB

Jathilan Jangan Tinggalkan Tradisi

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JATHILAN—Potensi seni Jathilan di Jogja dinilai cukup besar. Meski belum memiliki kekhasan, seni tradisi Jathilan di Jogja diharapkan tidak meninggalkan tradisi kelokalan. (HARIAN JOGJA/Pamuji Tri Nastiti)

JATHILAN—Potensi seni Jathilan di Jogja dinilai cukup besar. Meski belum memiliki kekhasan, seni tradisi Jathilan di Jogja diharapkan tidak meninggalkan tradisi kelokalan. (HARIAN JOGJA/Pamuji Tri Nastiti)

JOGJA—Potensi seni Jathilan di Jogja dinilai cukup besar. Meski belum memiliki kekhasan, seni tradisi Jathilan di Jogja diharapkan tidak meninggalkan tradisi kelokalan.

Advertisement

Seniman pemerhati kesenian Jathilan, Gandung Jatmiko menyampaikan, Jathilan bisa dipentaskan menyesuaikan zaman. Kendati demikian, ia menilai seni budaya tradisi tersebut perlu berpatok pada tradisi baik lokal maupun nasional.

“Kelokalan di Jogja misalnya lewat lakon Diponegaran atau Nyi Ageng Serang. Untuk tradisi nasional bisa menggunakan instrumen tradisi berbagai daerah misalnya musik Bali,” kata Gandung disela Focus Group Discussion (FGD) Pengemasan Pertunjukan Kesenian Tradisional Jathilan, di halaman Balaikota, Sabtu (25/2).

Dosen Fakultas Seni Pertunjukan ISI Jogja itu menambahkan, seni Jathilan masa kini memungkinkan dikemas secara moderen. Tetapi, bukan berarti memasukkan unsur lain diluar nilai tradisi yang telah ada. Ia mengatakan, mestinya inovasi tidak melulu lewat menambah elemen musik alat musik moderen seperti keyboard, bass, atau drum.

Advertisement

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Jogja, Yulia Rustianingsih menegaskan, Jogja memiliki potensi besar dalam seni tradisi Jathilan. Meski belum ada kekhasan, Jogja memiliki kurang lebih 30 kelompok seni Jathilan yang hingga kini butuh pemahaman manajemen dalam berkesenian.

Menurut Yulia, seniman Jathilan di Jogja membutuhkan pembekalan dan tukar pengalaman pengelolaan kelompok seni kewilayahan. “Lewat FGD, perwakilan kelompok Jathilan Jogja bisa menimba pengalaman baik secara manajemen maupun pementasan,” katanya. (HARIAN JOGJA/Pamuji Tri Nastiti)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif