News
Kamis, 9 Februari 2012 - 20:29 WIB

Pengadilan Maladewa Perintahkan Penangkapan Mantan PRESIDEN MOHAMED NASHEED

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mohamed Nasheed (google img)

Mohamed Nasheed (google img)

MALE–Pengadilan pidana Maladewa, Kamis (9/2), mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi mantan Presiden Mohamed Nasheed. Sementara istri dan dua putri Nasheed melarikan diri ke Kolombo, Srilanka, menyusul memburuknya kekerasan di negeri itu.

Advertisement

Setelah Nasheed menyatakan mundur pada Selasa (7/2), aksi kekerasan terjadi di Ibukota Male, Rabu (8/2), setelah polisi menyerang para pendukung Nasheed yang menggelar demonstrasi dan menahan lima anggota parlemen. Organisasi hak asasi manusia (HAM) internasional, Amnesti International (AI), mengutuk serangan itu dan mendesak Presiden Mohammed Waheed Hassan menyelidikinya.

“Pemerintah baru harus menjamin hak atas kebebasan berekspresi dan berkumpul. Kami ingin melihat penyelidikan atas serangan terhadap Mohamed Nasheed dan pengunjuk rasa lainnya,” kata Sam Zarifi, Direktur AI Asia-Pasifik, seperti dilansir <I>yahoonews<I>. Zarifi juga menuntut anggota parlemen yang ditahan segera dibebaskan, kecuali mereka dituduh melakukan kejahatan di bawah proses hukum yang adil.

Setelah terjadi kerusuhan pada Rabu, situasi Ibukota kemarin lengang, dengan sejumlah kantor polisi yang rusak akibat diserang massa. Menteri Pertahan yang baru, Mohammed Nazin, bersumpah akan menghukum pihak-pihak yang bertanggung jawab atas aksi kekerasan di negara kepulauan Samudera Hindia yang berpopulasi sekitar 300.000 jiwa dan terkenal dengan resor-resor wisata mewah itu.

Advertisement

“Kekuatan pertahanan nasional Maladewa tetap waspada dalam menegakkan hukum, ketertiban dan konstitusi di Maladewa,” katanya kepada wartawan kemarin, hampir 12 jam setelah menjabat.

Terpisah, juru bicara polisi, Abdul Mannan Yusuf, menolak mengungkapkan alasan dikeluarkannya surat perintah penangkapan terhadap Nasheed. Namun ada spekulasi perintah penangkapan itu terkait penemuan sekitar 100 botol minuman beralkohol di kediaman kepresidenan saat Nasheed hendak lengser.

Waheed yang berjanji melindungi Nasheed dari aksi balas dendam, mengatakan pendahulunya itu tidak berada di bawah tekanan apa pun dan bebas meninggalkan negara tersebut. Namun dirinya tak akan mengganggu jika polisi melakukan tindakan hukum terhadap Nasheed.
Atas tuduhan Nasheed bahwa dirinya telah dikudeta dan dipaksa mundur di bawah todongan senjata, baik Waheed maupun pihak militer membantahnya. “Tidak ada perwira militer yang akan menodongkan pistol kepada presiden,” kata Brigjen Ibrahim Didi.
“Militer tidak menyerukan pengunduran dirinya. Dia mengundurkan diri secara sukarela,” imbuhnya.

Advertisement

Sementara istri dan anaknya diungsikan ke Srilanka, Nasheed dikabarkan tetab tinggal di rumahnya dan dikelilingi oleh para pendukungnya. Kepergian anggota keluarganya ke Pakistan dilakukan dengan alasan keamanan dan dengan jaminan Presiden Srilanka, Mahinda Rajapakse.
“Istri dan dua anaknya telah tiba dan berbicara dengan presiden melalui telepon tadi malam,” terang Bandula Jayasekera, juru bicara Rajapakse. “Presiden Rajapakse prihatin atas keselamatan Nasheed dan keluarganya,” lanjutnya.

Kepergian keluarga Nasheed ini juga dibenarkan seorang anggota keluarganya di Male, yang meminta tidak disebutkan namanya. “Mereka adalah di Srilanka. Di sana jauh lebih aman daripada di sini.”

(JIBI/SOLOPOS/Niken Ari Purwanti/Reuters)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif