Tokoh
Senin, 30 Mei 2011 - 15:50 WIB

Rahmat Fajri S, jago bela diri tak suka berkelahi

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rahmat Fajri S (SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Rahmat Fajri S (SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

Perawakan salah satu siswa SMAN 1 Karanganyar ini memang agak kurus. Namun meskipun kurus, jangan sekali-kali mengajaknya berkelahi. Sebab Rahmat Fajri S ini mahir bela diri.

Advertisement

Saat ditemui Espos di sekolahnya, Jumat (27/5/2011) lalu, ia lebih banyak diam dan tak banyak bicara. Namun di balik sifat pendiamnya, ia memiliki sejumlah prestasi yang membanggakan di bidang seni bela diri.

“Saya suka olahraga seni bela diri taekwondo karena menurut saya mudah untuk dipelajari dibanding dengan seni bela diri lainnya,” ujar Rahmat kepada Espos.

Kendati mahir memainkan jurus-jurus taekwondo, peraih Juara I Kejuaraan Open Taekwondo Yogjakarta 2010 lalu itu, sama sekali tidak suka berkelahi. Katanya, bakat yang dimilikinya itu bukan untuk gagah-gagahan di depan teman-temannya. Tapi bagaimana caranya agar bakat yang ia miliki itu sebisa mungkin untuk mengukir prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Advertisement

Pasalnya, mumpung masih muda dan memiliki banyak waktu untuk berlatih, ia ingin mengumpulkan banyak medali dan membanggakan orangtuanya.

Siswa yang kini duduk di Kelas X-4 SMAN 1 Karanganyar ini juga tidak terlalu ambil pusing dalam urusan latihan. Untuk semakin mempertajam keahliannya di bidang taekwondo, ia berlatih bersama rekan-rekannya di Balaidesa Jaten, Kecamatan Jaten, Karanganyar.

Berkat keahlian bela dirinya yang dianggap melebihi rata-rata dari anak seusianya, siswa kelahiran Padang Panjang, 22 Juli 1995 ini kadang juga mengajari teman-teman seumurannya. “Kadang juga mengajari adik-adik yang masih junior,” kata Rahmat.

Advertisement

Putra pertama dari pasangan Abrar-Nini Wati ini mengaku tertarik dengan taekwondo sejak duduk di bangku kelas III SD.

Awalnya, Rahmat yang kala itu masih bocah, sangat terkesan dengan orang-orang yang sering berlatih taekwondo di balaidesa setempat. Di mata siswa yang pernah menjuarai taekwondo di Popda se-Jateng ini, seni bela diri memberikan kesan yang sangat mendalam.

“Sebab setiap gerakan itu ada aturannya dan maknanya,” kata Rahmat yang tinggal di Perum Josroyo RT 3 RW XX, Jaten, ini, kalem.

(Farid Syafrodhi)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif