Soloraya
Jumat, 21 Agustus 2009 - 15:19 WIB

13.000 Siswa SD/MI peroleh makanan tambahan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Sebanyak 13.000 siswa dari 103 SD/MI di 13 kecamatan di Kabupaten Karanganyar menjadi sasaran penerima program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) tahun 2009.

Dana PMT-AS tahun 2009 yang dialokasikan untuk siswa SD/MI total senilai Rp 780 juta dari APBD II Kabupaten Karanganyar. Dana tersebut digunakan untuk pemberian makanan tambahan atau kudapan siswa dengan indeks Rp 2.000/siswa, yang diberikan sebanyak 30 kali pemberian.

Advertisement

Penyaluran bantuan PMT-AS itu secara simbolis dilakukan oleh Bupati Karanganyar Rina Iriani kepada perwakilan sekolah di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Jumat (21/8).

Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Karanganyar, Larmanto, penyaluran dana PMT-AS tahun 2009 dilakukan dengan cara ditransfer di BKK. Untuk itu, SD/MI harus membuka rekening di BKK terlebih dahulu.

“Aturannya memang demikian. Untuk penyaluran dana PMT-AS tahun 2009 dilakukan dengan cara ditransfer di BKK,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara itu, Bupati Rina Iriani, meminta data sasaran penerima PMT-AS Kabupaten Karanganyar supaya dievaluasi. Sebab, diduga kuat data penerima PMT-AS itu belum pernah berubah selama ini, sejak program itu dilaksanakan pada tahun 2007 lalu.

“Padahal, belum tentu sekolah yang dulunya memenuhi syarat sebagai penerima PMT-AS, sampai saat ini kondisinya tetap sama. Anak-anak sekolah yang menerima PMT-AS juga apakah tetap sama kondisinya, sehingga terus menerima makanan tambahan. Kalau memang sekolahnya sudah maju, atau anak-anaknya sudah baik gizinya, bukankah lebih baik alokasinya untuk anak-anak yang lain yang sekiranya membutuhkan. Misalnya, untuk anak-anak PAUD atau yang lain,” kata Rina.

Selain itu, pihaknya juga meminta para pengusaha di Karanganyar untuk turut berpartisipasi dan peduli dengan anak-anak sekolah, minimal di lingkungan sekitar. Jangan sampai semua beban anggaran untuk perbaikan gizi anak semata-mata dibebankan pada APBD.

Advertisement

dsp

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif